Dalam modul-modul dan aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari dan berlatih tentang merancang dan mendisain kelas Blended Learning (BL) serta memadukan konten, interaksi, penugasan, dan asesmen dalam BL. Jika Anda sudah menyelesaikan seluruh topik dan keterampilan itu, sesuai dengan tahapan dalam proses membangun BL (Gambar 1), berarti Anda telah siap mengimplementasikan kelas BL Anda. Namun setelah implementasi, Anda perlu melakukan evaluasi (review) terhadap kelas BL yang sudah dijalankan untuk memperoleh umpan balik dalam rangka membuat perbaikan sehingga kelas BL itu dapat diimplementasikan secara lebih efektif pada periode atau semester selanjutnya.
Modul ini merupakan bagian terakhir dari seluruh modul yang digunakan dalam Pelatihan Membangun Blended Learning yang diselenggarakan oleh FKIP UKI pada tanggal 20 Juli-4 Agustus 2020. Modul ini ini fokus pada aspek-aspek mendasar yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan melaksanakan evaluasi kelas BL. Secara spesifik, modul ini memaparkan tentang mengapa kelas BL perlu dievaluasi, variabel apa saja yang perlu dievaluasi, bagaimana data evaluasi dikumpulkan, dianalisis, dan disajikan, siapa saja yang berpartisipasi sebagai sumber data, siapa yang akan mengumpulkan data, dan kapan evaluasi dilakukan.
Mengapa Kelas BL perlu dievaluasi?
Setiap
implementasi metode dan teknik pembelajaran baru maupun pemanfaatan media atau teknologi
baru memerlukan evaluasi untuk melihat efektivitasnya dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam konteks implementasi BL, evaluasi dilakukan untuk
melihat apakah perpaduan F2FL dan OL yang telah didisain dan diimplementasikan
benar-benar memberikan dampak yang diharapkan pada tingkat mata pelajaran,
maupun kelas, dan sekolah. Dampak yang diharapkan itu dapat berupa peningkatan
capaian belajar atau performansi siswa, keterlibatan, minat, dan kepuasan
siswa, kepuasan guru, efektivitas biaya, peningkatan akses (jumlah siswa yang
dapat mengikuti pembelajaran) maupun kendala-kendala yang ditemukan.
Jawaban terhadap
pertanyaan mengapa kelas BL perlu dievaluasi mengungkapkan tujuan, yang akan
menentukan jenis variable yang akan dievaluasi, siapa sumber data, bagaimana
mengumpulkan dan menganalisis data, dan sebagainya. Pentingnya peran tujuan ini
membuat guru atau tim guru pengevaluasi merumuskannya dengan jelas. Jika evaluator
hanya sendiri, ada baiknya dia merumuskan tujuan evaluasi hanya pada satu atau
dua variable terpenting. Jika yang mengevaluasi adalah tim, tujuan evaluasi
bisa dibuat lebih luas dan multi variabel.
Variabel apa yang
akan dievaluasi?
Bedasarkan tujuan evaluasi, guru atau tim evaluator perlu menentukan variabel yang akan diperiksa untuk mengatasi tujuan evaluasi perlu diisolasi. Dalam konteks ini, variabel mengacu pada karakteristik atau atribut ... yang dapat diukur atau diamati oleh peneliti atau observer" (Creswell, 2008). Jadi variabel-variabel yang dipilih untuk dievaluasi harus berupa faktor-faktor yang dapat diukur dengan satuan nilai, minat, kepuasan, kinerja, retensi, atau status siswa.
Setelah variabel didefinisikan, guru atau tim evaluator kemudian merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik, sesuai dengan tujuan evaluasi. Beberapa contoh pertanyaan untuk evaluasi kelas BL adalah sebagai berikut. Apakah hasil pembelajaran akhir kelas BL menunjukkan penguasaan yang tinggi? Seberapa tinggikah minat siswa mengikuti pembelajaran BL? Berapa persen siswa yang aktif terlibat dalam setiap diskusi daring? Apakah ada siswa yang tidak terlibat aktif? Mengapa? Apakah siswa menganggap konten, aktivitas, dan evaluasi pembelajaran daring sudah terintegrasi?
Bagaimana data
dikumpulkan, dianalisis, dan disajikan?
Pengumpulan, analisis, dan penyajian data yang sistematis berperan penting dalam menjawab pertanyaan evaluasi secara efektif dan dalam mengomunikasikan hasil evaluasi tersebut kepada audiens target, atau pemangku kepentingan. Sehubungan dengan itu, metode yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data perlu disesuaikan dengan tujuan evaluasi dan audiens.
Pada umumnya, mengumpulkan data dari hasil-hasil tes yang dilakukan selama pembelajaran yang ditambah dengan pengumpulan informasi melalui survai dengan menggunakan daftar periksa (check-list) atau angket serta melalui wawancara atau diskusi-grup-terfokus. Analisis dan penyajian data biasanya dilakuakan dengan menggunakan statistik deskriptif.
Dari mana (siapa)
data dikumpulkan?
Sumber data akan sangat tergantung kepada tujuan evaluasi. Jika
evaluasi bertujuan untuk menlihat efektivitas kelas BL, guru atau evaluator
dapat mengakses dan menyalin skor skor yang dipeoleh siswa di awal, pertengahan,
dan di akhir Kelas BL sebagai data. Dengan demikian, pengumpulan data dilakukan
dengan teksik studi dokumen, Jika evaluasi bertujuan untuk melihat perkembangan
minat siswa mengikuti kelas BL, guru atau evaluator dapat melakukan survai
persepsi dengan meminta siswa mengisi angket di awal dan akhir implementasi
kelas BL tersebut sebagai sumber data. Jika evaluasi diarahkan untuk melihat
keselarasan tujuan pembelajaran dengan konten, aktivitas, dan evaluasi
pembelajaran, guru atau evaluator dapat meminta bantuan pakar (experts) untuk
melakukan asesmen. Secara umum, sarana survei daring, baik yang tersedia di
dalam LMS (seperti pooling di Edmodo) maupun Google Form sangat efektif diginakan
untuk mengumpulkan data.
Siapa yang bertugas mengumpulkan data dan kapan?
Yang bertanggungjawab dalam pengumpulan data adalah guru atau tim evaluator. Pihak lain (kolega, staff kependidikan, siswa) boleh saja dilibatkan dalam praktik pengumpulan data. Akan tetapi, yang menjadi penanggungjawab adalah guru atau tim evaluator. Data dapat dikumpulkan sejak awal hingga akhir implementasi kelas BL. Sebagai contoh, jika evaluasi bertujuan untuk melihat efektivitas kelas BL, guru atau evaluator dapat memberikan pre-tes (di awal semester) dan pos-tes (di akhir semester). Hasil kedua tes itu kemudian diuji statistic untuk melihat signifikansi implementasi kelas BL. Jika evaluasi bertujuan untuk melihat perkembangan minat siswa mengikuti kelas BL, guru atau evaluator dapat melakukan survai persepsi dengan meminta siswa mengisi angket di awal dan akhir implementasi kelas BL tersebut. Setelah itu, persepsi siswa di awal dan diakhir implementasi kelas BL dibandingkan.
Kesimpulan
Sebagaimana lazimnya dalam pengimplementasian sistem, konten, atau metode pembelajaran baru, implementasi kelas BL perlu diikuti oleh evaluasi terhadap aspek-aspek BL (konten, desain, aktivitas, teknologi, assesmen). Hasil evaluasi itu sangat krusial untuk membanguan kelas BL yang lebih efektif dan menarik maupun untuk meningkatkan profesionalisme dosen. Setiap masukan-masukan yang diperoleh dari evaluasi yag baik sangat bermanfaat untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
Pak Parlin, saya ingin bertanya:
ReplyDelete1. Apakah pretest dan posttest (konten kuliah) soalnya harus sama?
2. Perlukah uji validitas dan reliabilitas terhadap soal-soal pretest dan posttest tsb?
3. Adakah contoh evaluasi terhadap program BL, misalnya minat/tanggapan mahasiswa?
4. Bolehkah kami diberi Daftar Pustaka yang terkait dengan BL ini, selain Creswell dan Gay?
Terima kasih buat pertanyaannya, Pak Sumardi.
ReplyDelete1. Sangat tergantung pada tujuan tes-nya, Pak. Jika tujuan tes adalah untuk melihat efektivitas kelas BL, pretes dan postes perlu sama. Jika tes bertujuan untuk melihat penguasaan konten, tentu isi tes di awal, tengah dan akhir semester berbeda.
2. Jika guru/dosen sudah berpengalaman membuat tes, menurut saya uji validitas dan reliabilitas tidak menjadi keharusan. Bagi guru/dosen yang masih baru, uji validitas, minimal validitas isi, perlu dilakukan sambil memperhatikan aspek materi dan aspek konstruksi dalam penulisan soal.
3. Cukup banyak contoh evaluasi terhadap program BL di internet, Pak. Misalnya: (1) http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jet/article/view/955; (2) https://www.researchgate.net/publication/335461755_Persepsi_Peserta_Didik_terhadap_Metode_Blended_Learning_dengan_Google_Classroom; (3) ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/view/6914
4. Referensi terkait BL saya sajikan di akhir artikel ini https://www.weedutap.com/2020/07/unsur-unsur-pembangun-blended-learning.html
Khusus untuk evaluasi dan jaminan mutu BL, referensi berikut saya rekomendasikan:
California State university (CSu). (2009). Chico. Rubric for Online Instruction.
Retrieved from http://www.csuchico.edu/eoi/documents/rubricpdf
Chandra, V., & Fisher, D. L. (2009). Students’ perceptions of a blended webbased learning environment. Learning Environments Research, 12(1), 31–44.
Retrieved from http://link.springer.com/article/10.1007/s10984-008-9051-6
Chen, X., & DeBoer, J. (2015). Checkable answers: Understanding student
behaviors with instant feedback in a blended learning class. 2015. IEEE Frontiers
in Education Conference (FIE), 00(undefined), 1–5. Retrieved from
http://doi.ieeecomputersociety.org/10.1109/FIE.2015.7344045
López-pérez, M. V., pérez-López, M. C., & Rodríguez-Ariza, L. (2011). Blended
learning in higher education: Students’ perceptions and their relation to
outcomes. Computers & Education, 56(3), 818–826. Available online from
doi.org/10.1016/j.compedu.2010.10.023
Reed, p. (2014). Staff experience and attitudes towards Technology Enhanced
Learning initiatives in one Faculty of Health & Life Sciences. Research in
Learning Technology, 22. Available online from doi.org/10.3402/rlt.v22.22770
Wang, Y.-S. (2003). Assessment of learner satisfaction with asynchronous
electronic learning systems. Information & Management, 41(1), 75–86.
Available online from doi.org/10.1016/S0378-7206(03)00028-4
Pombo, L., & Moreira, A. (2012). Evaluation Framework for Blended Learning
Courses: A puzzle piece for the Evaluation process. Contemporary Educational
Technology, 3(3), 201–211. Retrieved from https://www.researchgate.net/
profile/Lucia_pombo/publication/234033727_Evaluation_framework_for_
blended_learning_courses_a_puzzle_piece_for_the_evaluation_process/links/02e7e52288336c4082000000.pdf
Semoga tanggapan saya dapat membantu menjawab pertanyaan Bapak. Salam.